Operational amplifier atau op-amp adalah
komponen penguat sinyal listrik dengan dua input: inverting (−) dan
non-inverting (+), serta satu output. Kedua jenis input ini memainkan peran penting dalam berbagai aplikasi
elektronika, terutama dalam pengolahan sinyal, pencampuran audio, dan berbagai
sistem kontrol.
Pada adder inverting,
beberapa sinyal input diberikan melalui resistor-resistor yang terhubung ke
terminal inverting (-) op-amp. Dalam konfigurasi ini, sinyal-sinyal input
dijumlahkan secara linear, namun keluaran yang dihasilkan memiliki polaritas
yang berlawanan (fase terbalik) dengan sinyal input, karena output
op-amp beroperasi pada mode inverting.
Sebaliknya, pada adder
non-inverting, sinyal-sinyal input dijumlahkan dan diberikan ke terminal
non-inverting (+) op-amp, seringkali melalui jaringan resistor khusus. Dalam
konfigurasi ini, sinyal keluaran memiliki fase yang sama (searah) dengan
sinyal input dan menghasilkan penjumlahan sinyal-sinyal input dengan nilai gain
yang ditentukan oleh rasio resistor pada loop feedback.
Penguat operasional atau yang disebut Operational Amplifier adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial. Penguat operasional mempunyai dua masukan dan satu keluaran, agar dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris, yaitu tegangan yang bernilai positif (v+) dan tegangan yang bernilai negatif (v-) terhadap tanah (tanah).
Berikut ini adalah simbol dari penguatan operasional :
Gambar 3.1 Simpol Op-Amp
A. Penguat Diferensiator Diferensiator adalah penguat yang menghasilkan keluaran berupa turunan (diferensial) dari sinyal masukan terhadap waktu. Alat ini digunakan untuk mendeteksi perubahan cepat dalam sinyal. Pada rangkaian ini, op-amp memberikan keluaran yang sebanding dengan laju perubahan sinyal masukan, sehingga ideal untuk aplikasi yang memerlukan deteksi perubahan secara tiba-tiba. Diferensiator sering digunakan dalam sistem kontrol, pemrosesan sinyal, dan deteksi sinyal berfrekuensi tinggi.
Gambar 3.2 Rangkaian Diferensiator
B. Integrator Amplifier Integrator adalah amplifier yang menghasilkan output berupa integral dari sinyal input terhadap waktu. Rangkaian ini mengumpulkan nilai input sinyal seiring waktu, menghasilkan sinyal jangka panjang. Sangat berguna untuk mengubah bentuk gelombang menjadi ramp atau gelombang halus, dan pada dasarnya, menyaring frekuensi tinggi. Integrator banyak digunakan dalam pengendalian otomatis, rangkaian filter, dan pengolahan sinyal.
Gambar 3.3 Rangkaian Inegrator
C. Penguat Komparator Komparator atau komparator adalah jenis rangkaian penguat operasional (op-amp) yang berfungsi untuk mengukur dua sinyal tegangan pada inputnya dan menghasilkan output dalam bentuk tegangan tinggi atau rendah (logika digital), tergantung pada tegangan tegangan tersebut. Cara Kerja Komparator Komparator memiliki dua input : input inverting (-) dan input non-inverting (+) . Jika tegangan pada input non-inverting (+) lebih besar daripada tegangan pada input inverting (-) , maka output akan berada pada kondisi tegangan tinggi (𝑉+ > 𝑉− = +𝑉 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖) Sebaliknya, jika tegangan pada input inverting ( -) lebih besar daripada input non-inverting (+) , maka output akan berada pada tegangan rendah 𝑉+ < 𝑉− = −𝑉 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖)
Gambar 3.4 Rangkaian Komparator
D. Op-Amp Pembalik
Inverting amplifier dapat mengontrol penguatan tegangan (gain tegangan) menggunakan Op-Amp. Sinyal input terhubung ke terminal negatif dan terminal positif terhubung ke ground. Output diberi umpan balik melalui Rf ke input inverting.
Gambar 3.5 Rangkaian Inverting Op-Amp
Impedansi masukan yang tak terbatas mencegah arus mengalir melalui input inverting. Hal ini berarti tidak ada penurunan tegangan antara input inverting dan input non-inverting, dan tegangan pada input (-) inverting adalah 0 karena input non-inverting (+) terhubung ke ground. Karena arus yang mengalir menuju terminal input adalah 0, maka arus yang melalui Rin sama dengan arus yang melalui
Rf . Iin = Jika
Iin = Vin / Rin Jika = - Vout / Rf
Penguatan outputnya berbeda phasa 1800 dengan inputnya, jika input positif maka output negatif.
Acl = Vout / Vin = - Rf / Rin Acl adalah penguatan tegangan loop tertutup.
E. Op-Amp Non-Inverting
Gambar 3.6 Rangkaian Non Inverting 0p-Amp
Pada penguat non-inverting sinyal input dihubungkan ke input (+) non-inverting dan sebagian output kembali melalui jaringan feedback dan dihubungkan ke input pembalik(-). Penguatan yang outputnya sama dengan input, tidak memaksakan fasa. Dikarenakan feedback yang negatif, maka tegangan diferensial (Vdiff = Vin – Vf) antara terminal input sangat kecil dan penguatan open loop tinggi (Aol).
V keluar = V masuk (1 + R f / R masuk )
Penguatan tegangan ( gain tegangan ) penguat non-inverting adalah
[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Alat dan Bahan 4. Dasar Teori 5. Percobaan a) Prosedur b) Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja c) Video Simulasi 6. Download File TUGAS BESAR LINE FOLLOWER 1. Pendahuluan [kembali] Dalam era teknologi yang terus berkembang serta dalam konteks industri dan tekologi yang modern, kebutuhan akan sistem kontrol otomatis semakin meningkat karena dengan adanya sistem kontrol otomatis menjadi sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Salah satu aplikasi yang menarik adalah line follower. Line follower adalah salah satu jenis robot yang dirancang untuk mengikuti garis tertentu yang telah ditentukan, biasanya berupa jalur berwarna kontras yang berbeda dengan latar belakang permukaan tempat garis tersebut berada. Prinsip kerjanya didasarkan pada penggunaan sensor untuk mendeteksi g...
[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Alat dan Bahan 4. Dasar Teori 5. Percobaan a) Prosedur b) Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja c) Video Simulasi d) Download File 1. Pendahuluan [kembali] Pertanian merupakan sektor penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Namun, berbagai tantangan masih sering dihadapi oleh para petani, seperti serangan hama yang merusak tanaman serta pengelolaan penyiraman yang belum optimal. Hama dapat menyerang secara tiba-tiba dan dalam waktu singkat menyebabkan kerusakan serius pada tanaman, sedangkan penyiraman yang tidak teratur dapat menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan menyebabkan tanaman mati akibat kekurangan atau kelebihan air. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu sistem yang mampu membantu dalam mendeteksi keberadaan hama sekaligus mengatur proses penyiraman tanaman s...
Komentar
Posting Komentar